Judul: Status-Status Gila Prie GS, 189 halaman.
Editor: Wawan Arief
Penerbit: Istana Media, Jogjakarta, 2010
Review: Siapa tak kenal Prie GS?
Kalau Anda sama sekali belum pernah dengar tentang tokoh satu ini, maka — mengutip sang Raja Dangdut Rhoma Irama, itu ter-laa-luuu!
Yup, asli: ter-la-lu.
Dan buku ini adalah saksi atas betapa kenyinyiran, keusilan, kreativitas sekaligus kearifan menyatu dalam setumpuk status Facebook seorang Prie GS.
Betul, semua menggumpal menjadi satu dalam sebuah refleksi, canda dan nasihat yang sekalipun jujur adanya, tapi sering bikin pembacanya senyum senyum sendiri sambil garuk garuk kepala!
Simak misalnya ini:
“Aku pernah ditawari kalung kesehatan dengan harga jutaan dan hasilnya justru sakit kepala saat memakainya. Tapi ketika istriku membeli yang murahan, cuma 40 ribu saja, aku merasa sehat seketika. Ternyata besar sekali pengaruh harga bagi kesehatan.”
atau ini…
“Kang Prie, aku dulu suka nonton monolognya di Indosiar, lho! Kadang pagi-pagi sekali, kadang malah diputar malaaam sekali,” tulismu di inbox-ku. “Jam segitu, kerjamu masih nonton TV melulu. Terlalu! jawabku.”
Hmm… juga yang ini:
“Di banyak kesempatan selalu saja ada anak muda mendatangiku diam-diam dan meminta motivasi dariku. “Kamu tidak cocok hidup miskin, kaya raya adalah takdirmu,” kataku. Anak itu biasanya langsung berbinar-binar bahagia. Hanya satu orang saja yang kemudian lemas karena kepadanya dibocorkan sebuah rahasia. “Kepada siapa pun, Prie GS selalu omong begitu.” kata orang jahil itu.”
Pendek kata, kumpulan status segar dalam buku ini siap menggelitik Anda dan bergerak untuk meyakini bahwa dalam derajat yang paling dalam, segala sesuatu mempunyai makna.
Dan makna itulah yang harus bisa ditangkap karena kerap ia cuma tersirat tanpa tersurat.
Harga: Rp. 35.000,- di luar ongkos kirim.
Persediaan terbatas.
Suka dengan konten Pustaka Buku Bekas tapi ogah beli buku? Hmm… jadi patron sungguh pilihan terbaik. Silakan klik gambar di bawah ini untuk mendukung kami dengan Kontribusi Langsung seikhlasnya agar tak ada peluh yang sia-sia menetes. Terima kasih.