Ringkasan Buku karya Saifedean Ammous (2018)
Selintas Uang, Emas
Selama lebih dari satu abad, alat pembayaran yang berlaku secara global sebenarnya terbatas dan sangat bergantung kepada dolar Amerika (USD).
Tentu saja, ketergantungan kepada mata uang Negeri Paman Sam ini bukan sesuatu yang alami melainkan akibat dari kesepakatan Bretton Woods tahun 1944. Perjanjian yang berlangsung antara Amerika Serikat dan aliansi negara pendukungnya seperti Inggris dan Kanada itu merumuskan bahwa mereka akan mematok mata uang lokalnya terhadap USD. Inilah asal muasal mengapa USD begitu dominan dalam perekonomian dunia.
Saat krisis perumahan akar rumput atau sub-prime mortage tahun 2008 memporakporandakan ekonomi AS, efeknya merambat ke seluruh dunia. Ini tentu ada kaitannya dengan gonjang ganjing dolar akibat dicetak tanpa merujuk kepada ketersediaan emas di sana. Nah, dari situ banyak negara menginginkan perlunya sistem keuangan global yang stabil, yang tidak melulu bergantung kepada pergerakan USD.
Tahun 2009, cikal bakal Bitcoin muncul. Adalah Satoshi Nakamoto yang pertama kali melontarkan ide uang elektronik ini. Dalam perkembangannya, Bitcoin disebut sebagai mata uang kripto atau cryprocurrency. Bersama dengan aneka alternatif yang bermunculan seperti Ethereum, litecoin, ripple, dogecoin dan sebagainya, kesemuanya itu disebut sebagai aset kripto.
Patut diketahui, tidak seperti mata uang pada umumnya yang dikeluarkan oleh bank sentral, Bitcoin menggunakan jaringan peer-to-peer tanpa penyimpanan terpusat atau administrator tunggal serta dapat dimiliki secara anonim dan ditransfer langsung tanpa menggunakan bank. Artinya, transaksi keuangan menjadi lebih efisien karena tanpa melalui perantara, yang biasanya adalah bank. Untuk memilikinya, orang bisa mendaftar di sejumlah platform, yang sudah banyak dikenal di Indonesia seperti Luno, Indodax, Tokocrypto, dan sebagainya.
Enough soal sejarah. Kembali ke buku…
Ide Utama
Buku the Bitcoin Standard ini dengan detil mengeksplorasi perihal uang mulai dari sejarahnya, macamnya, fungsinya, dan implikasinya dalam perdagangan dunia semenjak awal peradaban manusia. Penulis yang adalah seorang profesor ekonomi dari the Lebanese American University yakin bahwa uang yang efektif adalah yang jumlahnya terbatas dan didasarkan kepada emas. Ammous juga menyatakan bahwa Bitcoin memenuhi syarat sebagai uang yang “sehat” dan di masa mendatang berpeluang menjadi alat pembayaran global. Tambahan lagi, mata uang kripto ini berpotensi menjadi kandidat emas digital karena keterbatasan jumlahnya di samping tumbuhnya anggapan ia dapat menjadi perisai inflasi.
Ringkasan Inti
Fungsi pertama uang adalah sebagai medium tukar menukar barang maupun jasa. Rasanya sudah jelas dan tak perlu dijabarkan, bukan?
Sejarah menunjukkan bahwa peran emas di masa lalu adalah substansial karena keberadaan uang kertas di suatu negara mengacu kepada seberapa banyak negara itu memiliki logam mulia ini. Tak boleh lebih dari itu. Sayangnya, aturan ini tak berlaku lagi sejak 1971 ketika Amerika Serikat di bawah Presiden Richard Nixon. Sejak saat itu, uang yang kita kenal disebut sebagai currency atau fiat money, yang identik dengan utang dan dicetak begitu saja.
Fiat money telah sedang dan akan terus dicetak oleh otoritas moneter di banyak negara hingga pada satu titik yang berpotensi mengakibatkan resesi dan tumpukan utang luar biasa. Cepat atau lambat.
Munculnya Bitcoin adalah sebagai koreksi atas kelemahan fiat money. Ini disebabkan sejak awal Satoshi Nakamoto menetapkan bahwa jumlah maksimal Bitcoin yang dapat ditambang via komputer adalah 21 juta, dan ini diperkirakan akan terpenuhi sekitar tahun 2140. Pada saat itu, penambangan mata uang kripto ini akan berhenti total. Inilah keunikan Bitcoin karena memiliki unsur kelangkaan, yang sama seperti emas. Dalam satu dasawarsa sejak tahun 2009, sebanyak 18.5 juta Bicoin telah ditambang, begitu kabarnya.
Kutipan Kunci
“Orang bebas memilih uang apa yang digunakannya. Tak ada pilihan benar atau salah. Yang ada hanya konsekuensi pilihannya itu.” — Saifedean Ammous
Tweet
“Bitcoin adalah software terdistribusi yang memungkinkan orang melakukan transfer uang, yang terproteksi dari inflasi yang tak diinginkan tanpa mengandalkan wewenang pihak ketiga.”
“Hiperinflasi adalah gejala ekonomi yang timbul akibat penggunaan uang yang diterbitkan oleh pemerintah. Pada ekonomi yang mengacu kepada emas dan perak, hiperinflasi tidak ditemukan.”
Beli langsung buku ini (edisi cetak) di Bukalapak.
- Suka dengan ringkasan singkat ini dan merasa ada manfaatnya? Yuk tunjukkan dukungan Anda untuk Pustaka Buku Bekas dalam bentuk donasi.
- Anda dapat berkontribusi mulai dari
lima ribu, tiga ribu, dua ribu rupiah saja. Klik gambar di bawah ini dan yakinlah asupan mental sama pentingnya dengan belanja online. Setuju, kan?

- Ingin ringkasan yang lebih detil lagi dari buku ini? Silakan lengkapi dan kirimkan formulir di bawah ini sambil berkontribusi mulai dari
dua puluh ribu, lima belas ribu, sepuluh ribu rupiah saja per judul. Kami akan menginfokan rekening transfer untuk selanjutnya mengirimkan ringkasan buku langsung ke inbox Anda maksimal lima hari kerja setelah dana terkonfirmasi.