Ringkasan buku karya Darrell Huff , buku asli berjudul “How to Lie with Statistics” (1954)
Ide Utama
Buku yang secara gamblang menunjukkan betapa dalam keseharian kita sering terkecoh oleh statistik ini membawa pesan mendasar bahwa angka selalu dapat dimanipulasi, kapan pun dan di mana pun.
Boleh dibilang, karya klasik yang terbit hampir tujuh dekade silam ini adalah bacaan wajib untuk mereka yang berminat mendalami statistik sehingga lebih berhati-hati ketika membaca atau menafsirkan segala yang ada kaitannya dengan angka. Tidak mentah-mentah menelan informasi!
Ringkasan Inti
Setiap kali ingin membuat alasan yang kuat terkait sebuah ide, orang atau kalangan bisnis sering memanfaatkan statistik. Sekali info penting disajikan lengkap dengan kumpulan data yang nampak solid, khalayak cenderung menerima itu sebagai benar adanya. Lupa bahwa dalam penyajian tersebut, sangat bisa jadi ada data yang hilang atau sengaja dihilangkan hingga berakibat kesimpulan yang muncul melenceng jauh dibandingkan apabila data ditampilkan secara utuh. Inilah yang disebut sebagai Bias Sampel dan dibahas detil di Bab Satu.
Pada Bab Dua, penulis membahas tentang Bias Rata-rata. Seperti diketahui, ilmu Statistik mengenal tiga jenis rata-rata: Mean, Median dan Modus. Silakan Anda cari sendiri apa perbedaan ketiganya. Nah, dalam Distribusi Normal, “3M” ini memang saling berdekatan angkanya. Namun, ini tidak berlaku dalam Distribusi Tidak Normal. Waduh, tidakkah ini membuat kening berkerut dan kepala mulai cenut-cenut?
Di Bab Tiga, penulis mewanti-wanti soal data yang hilang atau dihilangkan. Dalam bisnis, sudah jadi rahasia umum bahwa eksperimen terkait produk akan terus dilakukan sampai hasil yang diharapkan muncul. Untuk sampai pada kesimpulan yang akurat secara statistik, mereka yang paham tentu akan mencoba menemukan detil seputar ukuran Sampel, Nilai Probabilitas, Kisaran/Rentang Statistik, Kuartil, Standar Error, Standar Deviasi dan sebagainya. Tambah pusing, ya?
Tips Anti-Jebakan
Oke, setelah tiga bab awal terkuak sedikit, berikut ini rekomendasi dari penulis agar kita tidak gampang terjebak saat berurusan denga statistik:
Siapa yang mengatakan bahwa “itu” adalah demikian?
Pertanyaan ini perlu diajukan agar kita terhindar dari bias. Masalahnya, seberapa banyak orang yang mau repot untuk menemukan kejanggalan kecuali mereka yang tergerak untuk itu dan mempunyai kompetensi terkait statistik.
Bagaimana orang yang mengatakan tersebut tahu bahwa “itu”benar demikian adanya?
Pertanyaan ini mengarah pada upaya mencari tahu seberapa besar Sampel yang digunakan untuk sampai pada kesimpulan yang disodorkan. Lagi, ini relatif teknis dan sedikit saja yang paham.
Apakah ada kejanggalan data?
Dalam kaitannya dengan angka rata-rata, mengetahui mana sebenarnya “M” yang digunakan antara Mean, Median dan Modus adalah langkah jitu agar tidak terpedaya dengan hasil atau kesimpulan sebuah eksperimen dalam kaitannya dengan sebuah produk atau sugesti perilaku.
Ingatlah bahwa ada banyak cara untuk menyampaikan sesuatu, yang sifatnya menguntungkan si pemberi info — atau sebutlah produsen — ketimbang pihak yang menyerap info, yang mayoritas adalah konsumen. Tanpa mengetahui semua variabel yang dipakai dalam suatu penelitian, membaca data — apakah itu disajikan dengan persentase atau angka — bisa sangat menyesatkan.
Apakah topiknya berubah?
Ini perlu diwaspadai karena tujuan yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan angka statistik.
Penulis mencontohkan sebagai berikut: sebuah wilayah di Tiongkok memiliki populasi sebanyak 28 juta jiwa. Lima tahun kemudian, angka itu melonjak drastis menjadi 105 juta. Untuk mengetahui mengapa kedua angka tersebut begitu mencolok perbedaannya, maka ditelisiklah apa sebenarnya di balik itu semua. Dan terbukti bahwa angka 28 juta itu terkait urusan pajak dan militer sementara angka yang jauh lebih besar berhubungan dengan bantuan guna mengurangi kelaparan di wilayah tersebut.
Beli edisi cetak buku ini di Gramedia.
Beli edisi cetak buku ini di Bukalapak.